07/02/16

Simple

Tai. Taken from here

Mastai. Begitu aku dan teman-teman SMA-ku memanggilnya. Nama aslinya sih Anin, tapi dia suka sekali menggambar tai -_- iya, tai yang melingkar-lingkar itu. Jadilah temanku memanggilnya master tai alias mastai, yang kemudian diikuti oleh teman-temanku yang lain termasuk aku :p

Setelah lama tidak berkontak dengannya, tiba-tiba aku menghubunginya lagi. Minta tumpangan, wkwkwk. Sudah lama aku ingin ke Malang, dan perjalananku ke Jawa Timur saat itu membuatku ingin sekali menjejakkan kaki ke sana. Ya, meskipun tidak mengeksplor kota itu seperti yang dilakukan banyak orang lain (dan aku juga, nanti, jika aku kesana lagi hehe), yang penting aku ingin merasakan bagaimana kota yang baksonya suka aku makan itu hehehe.

Setibanya di terminal Malang dan dijemput ketua kelas sepanjang masa kami, Guntur, aku diantar menuju kos-kosan tempat tinggal Mastai. Di sana aku menghabiskan 2 hari 2 malam bersamanya dan seorang roommate-nya, wanita asal Lamongan yang lucu. Kami berwisata kuliner di sekitaran kosan mereka, yang membuatku ngiler banget karena tempat makanan berderet-deret di sana. Untung aku tidak kuliah di sana, karena kayaknya aku nggak akan bisa seperti Mastai yang bertahan dengan tubuh langsingnya :")

Seperti yang pernah kusebutkan bahwa bukan masalah tempat apa yang aku tuju, tapi bagaimana perjalanan itu sendiri, aku merasa senang meskipun hanya mendapati secuil bagian dari Malang. Sisanya PR lah yaa hehehe. Aku senang bertemu kembali dengan teman SMA-ku yang pernah (dengan isengnya) membuat blog untuk wadah para penulis amatir mempublikasikan karyanya, termasuk aku. Satu hal yang aku suka dari gadis pendiam-tapi-sebenarnya-somplak ini adalah ke"santai"annya. Dia tidak terlihat berambisi untuk mencapai sesuatu (tidak terlihat bukan berarti tidak punya ya, hanya saja dia tidak menampilkannya), tapi hal-hal "iseng"nya itu somehow menyenangkan, setidaknya sebagai salah satu temannya aku merasa begitu. Contohnya blog itu tadi. Awalnya itu katanya hanya blog iseng, lalu ada beberapa teman yang berkontribusi menulis di situ, lalu aku pun demikian, lalu temannya teman (termasuk temanku) ikutan, kemudian merambah sampai para pembaca blog yang suka menulis juga mendaftar menjadi kontributor. Bahkan di antara mereka ada yang sangat aktifnya sampai dijadikan admin juga. Mastai sendiri lebih selow dalam mengelola blog tersebut.

Aku jadi berpikir. Terkadang aku ribet sendiri dengan rencana-rencana, kepayahan dalam menjalankannya, dan kecewa ketika mendapati kenyataan yang tak sesuai harapan. Kapan aku bahagia?

Ah, mastai. Sampai jumpa lagi. Ketika jauh, kita memang hampir tidak pernah bersapa, tapi saat bertemu aku senang kita tetap bisa mengobrol dan tertawa sepuasnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar